Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan informasi tentang
bagaimana perusahaan menurunkan ekspetasi konsumen sebagai strategi dalam
pemasarannya. Contoh yang saya berikan adalah pada perusahaan yang bergerak
dibidang film. Pada promosinya sebuah perusahaan film akan memberikan
informasinya bahwa film tersebut akan segera tayang pada bulan berikutnya. Konsumen
yang telah mendengar kabar tersebut maka sedikit kecewa karena film yang mereka
inginkan masih akan ditayangkan bulan depan. Namun hal tersebut tentu saja tidak
akan mengurangi niat dari konsumen untuk menontonnya.
Strategi yang telah di jalankan oleh perusahaan tersebut tentu saja
telah menurunkan ekspektasi dari konsumen nya. Namun yang selanjutnya terjadi,
perusahaan film tersebut akan menayangkan film yang telah dijanjikan pada
tanggal sebelum pada tanggal yang telah dijanjikan. Hal ini lah yang akan
menjadi daya tarik para konsumen. Konsumen akan lebih berbondong-bondong datang
ke bioskop karena film yang mereka inginkan sudah tayang sebelum pada tanggal
yang di janjikan.
Menurunkan ekspektasi pasar juga bisa terjadi pada harga tiket. Para pengusaha
bioskop yang telah mengiklankan untuk menikmati sebuah film di patok dengan
harga Rp. 40.000,00 ternyata setelah konsumen datang ke loket, produsen film
memberikan potongan harga pada tiket sebesar 10%. Para konsumen yang telah siap
dengan harga Rp. 40.000,00 maka akan lebih puas dengan potongan harga yang
tidak terduga tersebut.
Namun dalam menurunkan ekspetasi konsumen, perusahaan tetap harus
meningkatkan kinerjanya secara optimal terlebih dahulu, serta mengetahui
bagaimana ekspetasi konsumennya. Menurunkan ekspetasi yang dimaksud ini
bukanlah menurunkan kualitas, melainkan bagaimana cara meningkatkan kepuasan
konsumen terhadap produk yang lebih bersifat psikis.
saTHREEa WirA